Percayalah... Suatu saat nanti... Kita 'kan dipertemukan kembali... Bintang... :)

Rabu, 15 Februari 2012

Ngatain Orang Sesat kok Sesat

Hati-hati dalam menjadikan buku bacaan sebagai referensi tanpa melihat latar belakang si penulis, dikhawatirkan banyak asupan-asupan luar secara perlahan dimasukkan ke dalam alam bawah sadar otak sehingga secara tidak sadar terhipnotis menjadi pengikut tanpa adanya bekal ilmu tauhid yang memadai. Karena apapun yang melenceng dari ajaran dan hukum ilmu Tauhid, adalah sesat.

Guru besar Kaum Liberal Kontemporer : Nasr Hamid Abu Zayd. Dia adalah tokoh-tokoh liberal yang pendapat-pendapatnya sangat ekstrim, sehingga dia divonis murtad oleh Mahkamar Mesir. Dia lalu melarikan diri ke Leiden University. Dari sanalah, ia dengan dukungan negara Barat, mendidik beberapa dosen UIN/IAIN. Beberapa muridnya sudah kembali ke Indonesia dan menduduki posisi-posisi penting di UIN. 

Di Indonesia, para penghujat Al-Qur’an di kampus-kampus UIN/IAIN hampir selalu menjadikan Abu Zayd dan yang lainnya semisal Harun Nasution sebagai rujukan. Menurut Nasr Abu Zayd, Al Qur’an bukan lagi dianggap sebagai wahyu suci dari Allah kepada Muhammad Saw, melainkan produk budaya. Metode tafsir yang digunakan adalah hermeneutika, karena metode tafsir konvensional dianggap sudah tidak sesuai dengan zaman. Juga dikatakan Abu Zayd, “Sebagai budaya, posisi Al Qur’an tidak berbeda dengan rumput.” Ada juga diantaranya yang mengatakan, "Mengikuti Nabi Muhammad, bukan mengikuti agama, melainkan mengikuti Arab." 

Apalagi, Nasr Hamid Abu Zayd pun melecehkan metodelogi Imam Syafi’I, dan menyimpulkan poligami bukan ajaran Islam. Juga dalam hal warisan, hukum 2:1 dinilai belum final. Parahnya lagi yang mengatakan menikah bukan ibadah. Lalu hal lain yang mereka gencarkan? Proyek "Gender" yang terbukti gagal di negara-negara barat kini memasuki peradaban Timur. Dengan mengatasnamakan HAM, mereka berhasil mengadu domba para wanita dan laki-laki dengan bukti meningkatnya angka perceraian misalnya di Aceh, dan pelecehan terhadap wanita (karena wanita ingin disamakan). 

Pada dasarnya istilah "Islam Liberal", "Islam Progressif", "Islam Inklusif", "Islam Sekuler", "Islam Reduksionis", "Islam Akomodatif", dan yang sejenisnya, sebenarnya hanya merujuk pada "Satu Makhluk Yg Sama" yaitu tentang "Islam Yg Tunduk Dan ter-subordinasikan kepada barat". Islam yg Kaaffaah dan tak cocok dengan barat, otomatis disebut sebagai: Fundamentalis yg Radikal dan Terrorist. Anehnya, masih ada org yg mengaku muslim yg dengan rela menerima penisbatan sesat menyesatkan ini. 

Lalu ada dari kita yang mengatakan, tidak ada ajaran yang sesat, melainkan kita yang saling menyesatkan. Ketika arah tujuan kita ke timur, lalu ada dari kelompok kita yang menuju barat, apa lantas kita diam saja? Sebagai makhluk berakal yang peduli, selayaknya kita mengatakan “Teman, kamu salah arah, jika kesana kamu akan tersesat.”  Semua pemikiran-pemikiran yang melenceng di atas didukung oleh Hukum Human Right, tentang kebebasan perfikir dan berpendapat. Dengan kata lain, negara-negara memberikan jaminan kepada siapa saja, "Silahkan Anda sesat, itu hak Anda." 

Wallahu a'lam...


B I S M I L L A A H I R R A H M A A N I R R A H I I M . . . MARI B E R S A M A B E R B A G I R A N G K A I A N C E R I T A, G O R E S A N K I S A H, K E K U A T A N A Q I D A H, DAN K E T A J A M A N P E N G E T A H U A N . . . . . "KUTITIPKAN SENYUMKU, DI SEJUTA MANIS SENYUMNYA...

Suka

Share to Facebook >>