Percayalah... Suatu saat nanti... Kita 'kan dipertemukan kembali... Bintang... :)

Senin, 28 November 2011

Semangat yang SIA-SIA

Mendengar pengumuman mengenai beasiswa aceh tujuan Negara Taiwan, aku begitu antusias mencari informasi yang dikeluarkan hari ini. Aku pun menuju LPSDM Aceh untuk mencari tahu. Sedikit sedih bercampur senang di dalam hati. Sedih karena namaku tidak keluar sebagai peserta yang dinyatakan lulus. Tapi senang karena temenku Iqbal, dan sekitar 50-an lainnya yang lebih dulu mengikuti tes potensi akademik (TPA) dinyatakan lulus dan akan mengikuti pelatihan di awal Januari 2012.
Sebenarnya sih bukan sedih, cuma sedikit perasaan dan bertanya2 dalam hati, apa yang kurang? kenapa ya? Kok bisa ya? Tapi santai aja lagi, kan Rezeki nggak lari kemana. Indeed, pepatah itu absolutely right, meskipun dengan usaha yang maksimal, kalo memang belum ditakdirkan, mungkin ada yang lebih baik.
Tapi pepatah ini tentu saja bukan menjadi alasan untuk mundur. Banyak langkah menuju Roma, mungkin pepatah ini lebih layak dipedomani. Pasalnya, ketika aku mengabarkan kelulusan temanku, Iqbal, langsung menelponku. Sarannya, aku harus melengkapi persyaratan dan mengikuti TPA, meskipun namaku tidak tercantum di papan pengumuman. Alasannya, dia menjelaskan kepadaku, kalo awalnya dia juga bukan merupakan kandidat yang dinyatakan lulus dalam wawancara, namun dengan modal nekad plus muka tebal, dia tetap saja mengikuti Tes TPA, bahkan ketika disuguhi absensi, namanya tidak tercatut dalam absen, dan cara satu2 nya adalah menambahkan namanya dengan pena.
Aku pun dengan semangat mendengarkan dan ingin melakukan cara yang ia lakukan, meski ini kelihatan tidak adil, tapi Iqbal, temanku dan orang2 bilang, Komisi Beasiswa Aceh memang masih memiliki kelemahan di birokrasi, administrasi, hingga ke pencatatan nama kandidat yang lulus. Sering terjadi kesilapan. Sering tidak ada koordinasi yang baik. Sering missed informasi.
Jika dipikir2 ada benarnya, secara pribadi aku pernah telat dikabarin untuk mengikuti interview, sedangkan teman2ku yang lain telah dihubungi sehari sebelumnya. Pas hari H, interview berakhir jam 10 pagi itu, seketika itu aku dihubungi, sekitar jam 09.30 lewat. Alamaaaak… Aku Cuma punya waktu 30 menit untuk bergegas ke KBA. Satiba disana, tim seleksi memohon maaf atas keterlambatan konfirmasinya. Ingin rasanya marah, tapi karena keduluan minta maaf, ya sudahlah, just forget it!
 Malam ini aku berencana untuk segera melengkapi berkas sambil browsing informasi mengenai hal yang dibutuhkan, dengan meminjam laptop icut.  Tanpa memberiku kabar, icut datang ke rumah maksud mengantar laptop kepadaku, and accidently, dia memergokiku sedang merokok. Waaaaaaaaa… Nggak tau mau dibawa kemana tuh rokok sialan, hehe…  emang salahku yang merokok, aku sadar nggak ada baiknya merokok, apalah kata ketika nasi sudah jadi pisang goreng, ketika aku pernah berhenti merokok 1 bulan, tapi bulan ke dua aku merokok lagi, hamper nggak ada kata “berhasil” untuk quit smoking. Duhai rokok, tolong berikan aku efek jera agar tidak merokok lagi, do you have any idea? I don’t think so… L
Tadinya aku udah siap2 mau ketemu dia, tapi karena keduluan dan atas kejadian tadi, aku pun nggak sempat bertemu dengannya, bahkan tanpa melihat dan berkata apa2, ia pun pergi. Aku bingung harus berbuat apa, rasanya seperti kehilangan sesuatu. Hampa. Kosong. Aku terbawa dalam ruang kegundahan yang membuatku merasa kecil dan nggak berarti lagi.
Somehow, setelah kejadian itu, semangatku hilang sudah, rasanya nggak minat lagi kuliah ke luar negeri, nggak pengen belajar bahasa inggris lagi, muak sudah, for specific reason. Dan aku pun mengabarkan temanku Iqbal via sms, “Bal, aku nggak semangat lagi nih, congrats ya… Kamu lanjutin aja. Kayaknya nggak mungkin lagi… good luck ya bro…”
Membaca SMS itu, Iqbal langsung menelponku.
“Kenapa bro, belum juga perang dah patah semangat… bla… bla… bla… bla…” iqbal menyerangku dengan berbagai motivasi dan mencoba memberiku semangat. Dan yang paling menginspirasikan adalah perkataannya bahwa kita adalah orang yang mereka butuhkan, kita memiliki keinginan yang kuat untuk menuntut ilmu di luar sana, lalu apakah mereka akan menolak kita?” terus saja Iqbal memberiku motivasi, but anyway it doesn’t make any sense to me, I am terribly sorry brother...
Hmmmmm… ya sudahlah… Bukan suatu perkara yang besar apalagi untuk dibesar2kan…
Anyway, aku pengen ngucapin selamat ya buat temen2 seperjuangan  yang lulus ke Taiwan, mudah2an dengan adanya kalian kesana, akan menambah para2 ilmuan di bumi Aceh, dengan harapan pembangunan di Aceh akan lebih sustainable, bangsa Aceh akan menjadi bangsa yang lebih maju sepulang kalian menuntut ilmu disana, juga buat temen2 yang akan dan sedang study di Australia, USA, India, Thailand, Malaysia, Jepang, Eropa, UK, Mesir, Yaman, Tunisia, dan lain sebagainya, kalian pasti bisa. Aku yakin, masa depan Nanggroe Aceh ada di tangan kalian. Keep spirit… Maju terus……. And tetap semangat yaaaa…. J



B I S M I L L A A H I R R A H M A A N I R R A H I I M . . . MARI B E R S A M A B E R B A G I R A N G K A I A N C E R I T A, G O R E S A N K I S A H, K E K U A T A N A Q I D A H, DAN K E T A J A M A N P E N G E T A H U A N . . . . . "KUTITIPKAN SENYUMKU, DI SEJUTA MANIS SENYUMNYA...

Suka

Share to Facebook >>