Sebelum mencapai paru-paru, udara beredar di sepanjang saluran pernapasan. Di saluran ini terdapat mekanisme yang mengatur kondisi dan peredaran udara. Sebelum mencapai paru-paru, udara dipanaskan, dilembabkan, dan disaring.
Ketika melewati saluran pernapasan bagian atas, udara dari atmosfer mengalami kontak dengan bulu hidung dan permukaan selaput lendir yang dilaluinya. Penguapan air dari permukaan selaput lendir menyebabkan udara menjadi lembab. Selain itu, udara juga dipanaskan sampai 37°C karena banyaknya aliran darah pada selaput.
Bila tidak demikian, efek pengeringan dan pendinginan udara dapat mengakibatkan infeksi di bagian sistem pernapasan yang lain. Udara yang mengandung pertikel-partikel kecil juga harus disaring dengan mekanisme yang bervariasi. Partikel-partikel ini ditangkap oleh lendir yang menyelubungi lubang nasal. Lendir bergerak secara konstan menuju ke pharynx, didorong oleh silia (bulu getar) dari sel epitel membran lendir hidung. Di sana partikel kotoran dikeluarkan oleh gerak refleks, seperti batuk atau bersin. Jadi, udara mencapai paru-paru dalam keadaan lembab, hangat, dan bebas dari debu.
Pernapasan melalui mulut tidak mengalami semua proses seperti yang dijelaskan di atas secara lengkap. Oleh sebab itu, lebih baik kita menghindari kebiasaan bernapas melalui mulut.